Gunung Bromo (Dari Bahasa
Sansekerta : (Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi
yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur.
Sebagai sebuah objek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya
sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bentuk tubuh Gunung Bromo
bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas
sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis
tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan
daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Bagi penduduk Bromo, suku
Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat
Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di
sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke
puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap
bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut
penanggalan Jawa.
Perjalanan melalui pintu
barat dari arah pasuruan yaitu masuk dari desa Tosari untuk menuju ke pusat
obyek wisata ( lautan pasir )terbilang berat karena medan yang harus ditempuh
tak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 biasa ini dikarenakan jalan turunan dari
penanjakan kearah lautan pasir sangatlah curam, kecuali kita menyewa jip yang
disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki
untuk menuju ke pusat lokasi. Namun apabila kita melalui pintu utara dari arah
sebelum masuk probolinggo yaitu pada daerah Tongas, kita akan menuju desa
cemoro lawang sebelum turun menuju lautan pasir maka tidaklah terlalu berat
dikarenakan turunan dari lerengnya tidaklah terlalu curam sehingga sepeda motor
pun dapat melaluinya. Kebanyakan para wisatawan yang ingin mudah mencapai
lautan pasir melewati jalur ini. Namun, bila anda ingin menyaksikan sunrise
yang sering ditampilkan di foto - foto, yang banyak difoto dari puncak
penanjakan maka anda lebih praktis melewati jalur pintu barat.
Namun bila anda mempunyai
jiwa petualang maka anda dapat mencoba jalur perjalanan yang jarang dilalui
wisatawan. Yaitu melalui kota Malang anda masuk melalui kota kecil tumpang
kemudian masuk kota pronojiwo lalu akan melalui cagar alam yang sangat indah
dari sini anda akan menjumpai pertigaan jalan dimana kearah selatan akan
memasuki ranu pane (kearah gunung semeru) dan kearah utara anda memasuki lautan
pasir bromo yang berada di punggung gunung bromo sebelah selatan. Pertigaan
tersebut bernama Jemplang. Perjalanan diawali dengan menuruni bukit yang
kemudian disambut dengan padang rumput yang lama kelamaan berganti menjadi
lautan pasir. Jalan ini akan mengitari gunung bromo melewati lautan pasir
selama kurang lebih 3 jam. Jalur ini sebenarnya tidak terlalu curam dan dapat
dilalui sepeda motor, namun memerlukan jiwa petualang karena jalurnya yang
masih jarang dilewati dan tidak ada satupun persinggahan maupun rumah penduduk.
Kita akan benar- benar disuguhkan dengan perjalanan yang sangat menantang.
Namun anda akan diganjar dengan rahasia Bromo yang lain, yang sangat jarang
dilihat wisatawan, yaitu padang ruput sabana dan bunga yang sangat luas berada
dibalik Gunung Bromo. Sungguh pemandangan yang berkebalikan pada sisi Utaranya
yang gersang dan berdebu. Namun perlu diingat, sebaiknya jangan melalui jalur
ini pada malam hari dan atau dalam cuaca yang berkabut. Jalur tidak akan
terlihat dalam kondidi seperti ini.
Lautan pasir adalah andalan
wisata dari gunung Bromo, di alam pegunungan yang sejuk, kita dapat melihat
padang pasir dan rerumputan yang luas. Sedangkan yang paling ditunggu dari
gunung bromo adalah sightview ketika matahari terbit dan terbenam karena memang
akan kelihatan jelas sekali dan sangat indah. Walaupun perjalanan ke Bromo
sangat berdebu, tapi tidak terasa, karena keindahan yang disuguhkan benar-benar
luar biasa.
Berlibur menuju bromo dapat
dibilang praktis bila anda menyukai tipe traveller dan melalui jalur pintu
utara. Anda dapat melakukan kunjungan dalam jangka waktu 12 jam saja. tentunya
bila anda memulainya dari kota Surabaya, Malang, Jember dan sekitarnya.
Perjalanan dapat dimulai dari jam 12 malam sehingga anda akan sampai sekitar
pukul 2 - 3 pagi. Dimana anda dapat beristirahat dahulu sebelum melihat
sunrise. Penjual makanan dan minuman di areal lautan pasir biasanya sudah buka
menjelang pukul 3 pagi, sehingga anda sudah bisa bersiap - siap untuk melakukan
pendakian melewati anak tangga puncak bromo yang terkenal itu. nikmatilah
pemandangan sampai jam 9 pagi dan anda pun dapat kembali sampai di kota
keberangkatan anda sekitar 12 siang. Sebagai catatan, apabila anda melakukan
perjalanan diareal lautan pasir ditengah kegelapan malam, sebagai patokan
menuju areal parkir sekitar Pura anda dapat melihat patok dari beton yang
sengaja diberikan sebagai penunjuk menuju areal pura. Dan apabila anda tersesat
jangan panik dan meneruskan perjalanan (apalagi ditengah kabut tebal),
tunggulah karena biasanya mulai jam 2 - 3 pagi beberapa penunggang kuda sewaan
melintas diarea lautan pasir.
(Gambar : Kaki Gunung Bromo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar